Standard Operating Procedure (SOP)
SOP
atau standard operating procedure adalah prosedur yang spesifik pada operasi
bisnis tertentu yang menggambarkan aktivitas yang perlu dilakukan untuk
menyelesaikan tugas, terkait dengan aturan industry tertentu, kesesuaian dengan
aturan hukum, atau sekedar standar ekseskusi bisnis. Semua dokumen yang memuat
instruksi “how to” dapat dikategorikan pada SOP
Beberapa
definisi lain terkait SOP antara lain: merupakan dokumen yang memuat instruksi
tertulis yang dibakukan tentang proses penyelenggaraan administrasi, memuat
cara melakukan pekerjaan, waktu, tempat dan aktor yang berperan , atau
merupakan pedoman atau acuan pelaksanaan tugas sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja suatu lembaga, berdasarkan indikator teknis, administrative
dan prosedural.
Kehadiran
SOP untuk mendukung proses bisnis di suatu organisasi modern merupakan satu
kebutuhan yang signifikan. Manfaat adanya SOP antara lain yaitu sebagai
standardiasasi cara kerja untuk menyelesaikan suatu tugas khusus dan mengurangi
kesalahan serta kelalaian, membantu staff untuk lebih mandiri, memberikan
akuntabilitas dan menyediakan ukuran standard kinerja pegawai.
Standar
Pengelolaan Teknologi Informasi (TI)
Saat
ini, pengelolaan teknologi informasi (TI) di suatu organisasi tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Besarnya investasi organisasi pada TI menuntut
organisasi untuk mengelola TI dengan lebih bijak dan teliti. Terkait dengan
pengelolaan TI, terdapat banyak standard dan best practice yang sudah banyak
diadopsi dan diterapkan oleh industri. Beberapa kerangka dan pedoman standard
pada pengelolaan TI ini antara lain adalah CobIT, ITIL, ISO/IEC 38500, ISO/IEC
27001, CMMI, Balanced Scorecard, dan Six Sigma. Masing-masing standard,
pedoman, maupun kerangka kerja tersebut memiliki cakupan dan persepsi yang
berbeda-beda.
Menurut
kerangka kerja CoBIT, domain yang dicakup pada tata kelola TI meliputi 4 area
yaitu (1) align, plan and organize, (2) build, acquire and implement, (3)
deliver, service and support, dan (4)monitor, evaluate and assess. Pada domain
monitor, evaluate and assess, kehadiran SOP akan sangat membantu memonitor
apakah suatu proses sudah berjalan sesuai dengan standard yang berlaku, serta
apakah dapat memenuhi standar mutu tertentu. Oleh karena itu, kehadiran SOP
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan tata kelola TI di
suatu organisasi.
Kerangka Kerja Tata Kelola TI
Ada tiga
kerangka kerja pihak ketiga yang diakui secara luas yang sering digambarkan
sebagai ‘kerangka kerja tata kelola TI’. Sementara secara terpisah, tidak
sepenuhnya memadai untuk tugas itu, masing-masing memiliki kekuatan tata kelola
TI yang signifikan:
- ITIL®: ITIL, atau IT Infrastructure Library® , dikembangkan oleh
Kantor Kabinet Inggris sebagai perpustakaan proses praktik terbaik untuk
manajemen layanan TI. Diadopsi secara luas di seluruh dunia, ITIL didukung
oleh ISO / IEC 20000: 2011, di mana sertifikasi independen dapat dicapai.
- COBIT®: Tujuan Kontrol untuk Teknologi Informasi dan Terkait
(COBIT) adalah kerangka kerja kendali tata kelola TI yang membantu
organisasi memenuhi tantangan bisnis saat ini di bidang kepatuhan terhadap
peraturan, manajemen risiko, dan menyelaraskan strategi TI dengan tujuan
organisasi. COBIT adalah kerangka kerja yang diakui secara internasional.
Secara khusus, komponen Pedoman Manajemen COBIT berisi kerangka kerja
untuk kontrol dan pengukuran TI dengan menyediakan alat untuk menilai dan
mengukur kemampuan TI perusahaan untuk 37 proses COBIT yang
diidentifikasi.
- ISO 27002: ISO
27002 (didukung oleh ISO 27001), adalah
standar praktik terbaik global untuk manajemen keamanan informasi dalam
organisasi.
ISO / IEC 38500
Memberikan prinsip,
definisi, dan model untuk membantu badan pemerintahan memahami pentingnya
Teknologi Informasi (TI). Standar ini dimaksudkan untuk membantu semua jenis
organisasi dalam mengevaluasi, mengarahkan, dan memantau penggunaan Teknologi
Informasi (TI).
Tujuan standar ini
adalah untuk mempromosikan penggunaan TI yang efektif, efisien dan dapat
diterima di semua organisasi dengan memberi informasi dan membimbing badan
pengatur dalam mengatur penggunaan TI dan menetapkan kosa kata tata kelola TI.
Capability Maturity Model
Integration (CMMI)
Merupakan sebuah
model yang dapat digunakan oleh organisasi untuk meningkatkan kualitas suatu
produk atau servis. CMMI sendiri merupakan pengembangan dari Capability
Maturity Model (CMM) yang dikembangkan oleh Software Enggineering Institution
(SEI).
Pengembangan
model yang dikembangkan oleh SEI berdasar pada pandangan mereka yaitu Kualitas
sebuah sistem atau produk sangat dipengaruhi oleh kualitas dari sebuah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan mendasari sistem atau produk tersebut
Balanced Scorecard
Merupakan metode pengukuran hasil
kerja yang digunakan perusahaan atau biasa disebut dengan strategi
menajemen. Balanced Scorecard dikembangkan oleh Drs. Robert
Kaplan dari Harvard Business School dan David Norton pada awal tahun
1990.
Balance Scorecard berasal dari dua suku kata,
Balanced yang artinya berimbang dan scorecard yang artinya katu skor. Pada
awalnya Balanced Scorecard atau disingkat BSC digunakan untuk
memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Dengan BSC perusahaan jadi
lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Dengan
adanya BSC sangat membantu perusaan untuk memberikan pandangan menyeluruh
mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan efisien, dibutuhkan
sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan.
Six Sigma
Merupakan sebuah tool atau
cara perusahaan dapat mengembangkan kapasitas proses bisnis. Tujuan metode ini
adalah meningkatkan performa dan menurunkan kemungkinan kesalahan. Pada
akhirnya, Six Sigma mampu mewujudkan proses sebuah perusahaan yang kualitas
produksinya lebih baik, meningkatkan keuntungan, dan bahkan meningkatkan
semangat karyawan.
Six Sigma mendapatkan namanya
dari kata “six” yang berarti enam (6) dan “sigma” yang berarti
standar deviasi, yaitu salah satu ukuran sebaran data dalam ilmu statistika.
Metodologi ini berasal dari kurva
lonceng dalam statistika, di mana satu sigma melambangkan satu standar deviasi
dari mean atau rata-rata. Jika suatu proses memiliki enam sigma yang terdiri
dari tiga sigma di atas dan di bawah, tingkat kegagalannya dinilai
rendah. Secara sederhana, semakin tinggi nilai sigma, semakin kecil kemungkinan
cacat sebuah proses.
Daftar
Pustaka
https://itgid.org/kupas-tuntas-tata-kelola-it-it-governance/
https://media.neliti.com/media/publications/79665-ID-implementasi-cmmi-pada-sistem-informasi.pdf
https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard/
https://glints.com/id/lowongan/six-sigma/#.YHvTSGczbIU
https://hanosen.com/pecb-certified-iso-iec-38500-foundation-training-examination-and-certification/